headline transformation towards the ultimate

BAN PT Kampus Merdeka

Mari Kita Sukseskan Persiapan Akreditasi Internasional IABEE Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik USU

MEDAN-USU: Setelah keberhasilan Tim Horas yang menciptakan mobil hemat energi, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara (USU) kembali melakukan inovasi. Mereka menciptakan mobil listrik generasi ke II yang diberi nama Lamringan Proto dan Lamjingar Urban. Dua jenis mobil itu lahir dari tangan-tangan mahasiswa di Tim Asatama USU. Rencananya, kedua mobil itu juga akan diikutkan dalam kontes Energy Marathon Challange (IEMC) di Malang mendatang. Keduanya diikutkan pada dua kategori yang berbeda.

mobil-listrik
Dekan Fakultas Teknik USU, Prof Bustami Syam, saat peluncuran dua mobil listrik itu, Sabtu (11/10/2015) menjelaskan, mobil tersebut merupakan buatan Tim Asatama di bawah naungan Departemen Teknik Elektro. “Jadi di Teknik ada dua tim, pertama ada Tim Horas yang menciptakan mobil hemat energi, kedua Tim Asatama yang menciptakan mobil listrik. Nah, tahun lalu Asatama juga ikuti kontes serupa, namun hanya tembus di posisi lima besar,” katanya. Ia berharap, dalam keikutsertaan yang kali kedua ini, Tim Asatama mampu meraih hasil maksimal. “Kita berharap, yang terbaik. Terimakasih kepada sponsor dan alumni yang telah banyak membantu,” katanya.


Manager Tim Asatama, Rio Richard Simanjuntak menjelaskan, pada even nasional itu, Asatama akan menurunkan Lamringan Proto pada kelas prototype, sementara Lamjingar Urban pada kelas Urban Concept. “Kita sudah membenahi kelemahan-kelemahan pada mobil generasi pertama dan melakukan riset untuk membuat mobil dengan efisiensi yang lebih baik,” ujarnya.


Ditambahkan, mobil listrik yang diciptakan sama sekali tanpa emisi. Dua mobil itu kemudian di uji cobakan di USU. Dalam uji coba itu, dua mobil bekerja dengan baik dan siap 100 persen untuk mengikuti kompetesi IEMC di Malang.

Medan-USU: Perancis melalui duta besarnya Corinne Breuze berkomitmen meningkatkan kerjasama bidang pendidikan dengan Indonesia. Komitmen ini menandai digelarnya 7th Joint Working Group Indonesia-France di Universitas Sumatera Utara, Senin (9/3). Corinne juga menegaskan, pemerintah Perancis akan membantu pengembangan riset di USU khususnya di bidang kesehatan (kedokteran) dan teknik.

Demikian pernyataan Dubes Perancis tersebut saat temu pers usai membuka pertemuan 7th Joint Working Group on Indonesia-French Cooperation in Higher Education and Research di Ruang IMT-GT Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (9/3). Pertemuan yang berlangsung selama dua hari (9-10 Maret 2015) ini mengusung tema "How Education and Research Respond to Sustainable Development?”. Hadir dalam pembukaan even tersebut Menristek Dikti diwakili Direktur pada Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D, Rektor USU Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, Direktur IFI Bertrand de Hartingh, mewakili Walikota Medan, Drs. Hasan Basri, MM, para Rektor dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Juga turut hadir Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab yang juga sebagai Ketua Umum SNMPTN 2015 disamping juga Hadir para rektor dari universitas ternama di Perancis.
 

Sementara itu, Wakil Rektor IV USU Prof. Ningrum Natsya Sirait di sela temu pers tersebut menegaskan, Prancis sangat melirik Rumah Sakit Pendidikan (Fakultas Kedokteran) USU termasuk dengan Fakultas Teknik. Rumah Sakit USU diproyeksikan akan unggul dalam penanganan tropical medis dan menjadi daya tarik bagi Prancis untuk membantu mengembangkan riset ilmiah terkait penyakit tropis. “Jadi bukan operasional rumah sakitnya, lebih kepada risetnya. Perancis memiliki ilmuan dan periset yang bagus, jadi saat ini kita coba menjajaki hal mana yang menjadi perioritas yang bisa dikerjasamakan. Bila sudah ketemu, akan kita sandingkan,” katanya.


 

Menristek Dikti diwakili Direktur pada Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D dalam kesempatan temu pers itu juga menambahkan, selain dalam pengembangan riset, kerjasama dengan Prancis juga masuk dalam ranah pertukaran budaya. Tentu sangat baik bagi kedua negara karena dapat meningkatkan daya saing bangsa. Peningkatan kerjasama yang saat ini sedang dijalin, tambahnya, melingkupi kerjasama dalam program joint degree, double degree, joint public di dalam riset dan pertukaran dosen dan mahasiswa. Duta Besar Prancis Corinne Breuze mengatakan, dari kerjasama itu ia berharap dapat meningkatkan minat mahasiswa Indonesia studi ke Prancis. Mengingat, kini ada sekitar 1.500 mahasiswa Indonesia di Prancis.    

Bidang studi yang banyak diambil oleh para mahasiswa Indonesia adalah Engenering, MIPA, Kesehatan dan Manajemen Perdagangan. Prancis memberikan beasiswa atau asuransi kesehatan, Indonesia memberikan beasiswa untuk biaya hidup. Bertrand de Hartingh Konselor Kerjasama dan Kebudayaan Direktur IFI menjelaskan, untuk kuliah di Prancis harus bisa berbahasa Prancis. Sekarang ini sudah ada 7 orang yang siap berangkat ke Prancis. Juga dijelaskan banyak pengusaha Prancis yang mau membuka peluang usaha di Indonesia.

Sementara Rektor USU Prof. Syahril Pasaribu mengatakan, kerjasama dilakukan beberapa Universitas di Indonesia dengan universitas di Prancis. Diperkirakan sekitar 10 Universitas yang melakukan kerjasama, dan nanti akan dipilih kementrian. Banyak sekali manfaat kerjasama ini, tahun 1990-an banyak dosen kita yang sekolah ke Prancis, namun terhenti dan sekarang akan kita mulai lagi.(humas)

Please publish modules in offcanvas position.